Sejarah
Ringkas Teori Himpunan
George
Cantor (1845-1918) dianggap sebagai Bapak teori himpunan, karena beliaulah yang
pertama kali mengembangkan cabang matematika ini. Ide-idenya tentang teori
himpunan dapat memuaskan keinginan publik terutama idenya tentang himpunan tak
berhingga (infinit) (himpunan yang banyak
anggotanya tak berhingga).
Beliau
mengembangkan hirarki himpunan infinit ini yang ternyata dapat digunakan di
berbagai himpunan infinit yang berbeda. Penemuan ini di anggap penemuan yang
revolusioner oleh para matematikawan pada jaman itu. Cantor meninggal di suatu
institusi mental di jerman pada usia 73 tahun. Banyak yang mengganggap bahwa
mentalnya jatuh karena serangan-serangan terhadap ide-ide dan hasil karyanya
yang dilakukan oleh para matematikawan lain.
Pada
tahun-tahun terakhir ini, teori himpunan mendapatkan perhatian khusus dalam
mengajarkan matematika, karena setiap cabang matematika berkaitan erat dan
termasuk di dalam (menjadi bagian) teori himpunan. Cabang matematika yang
berbeda-beda berkembang menjadi satu kesatuan dalam teori himpunan.
Himpunan
Dalam
upaya untuk melakukan pengamatan, pengumpulan, penghimpunan, atau pemisahan
(mengklasifikasikan) dari suatu obyek-obyek menurut sifatnya. Perlu adanya
pengertian tentang himpunan. Menghimpun
adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan berbagai obyek dan mempunyai
suatu sifat yang dimiliki bersama. Jadi himpunan
adalah kumpulan dari obyek-obyek yang mempunyai sifat tertentu dan
didefinisikan secara jelas. Kumpulan itu dapat berupa daftar, koleksi atau kelas. Sedangkan obyek-obyek dalam kumpulan
itu dapat berupa benda konkrit atau benda abstrak, seperti: bilangan, abjad, orang,
sungai, negara. Obyek-obyek ini di sebut anggota,
unsur atau elemen dari himpunan
tersebut.
Karena
obyek-obyek dalam himpunan telah didefinisikan dengan jelas , sehingga kita
dapat membedakan obyek yang menjadi anggota himpunan dan yang bukan menjadi anggota
himpunan.
Contoh :
1. Himpunan
bilangan 1, 2, dan 3.
2. Himpunan
vokal a, i, e, o, u.
3. Himpunan
semua huruf dari abjad, yaitu a, i, u, e, o
4. Himpunan
negara-negara asia tenggara.
5. Himpunan
penyelesaian persamaan x2 – 2 x –
3 =0
6. Himpunan
manusia yang hidup di bumi.
Notasi Himpunan
Himpunan
biasanya dinyatakan dengan huruf besar A, B, C, ….., K, L, M, ......., X, Y, Z.
dan sebagainya. Sedangkan anggota-anggota dari suatu himpunan dinyatakan dengan
huruf kecil a, b, c, x, y, ... dan sebagainya.
Jika x anggota dari
himpunan A, maka dinyatakan x Î A. dan
Jika x bukan anggota
dari himpunan A, maka ditulis x Ï A.
Jika x adalah anggota
himpunan A, berarti A mempunyai x sebagai salah satu anggotanya maka dapat di
tulis x Î A (di baca x anggota A atau x elemen A). Sebaliknya
jika x bukan anggota himpunan A, berarti A tidak mempunyai x sebagai (salah
satu) anggotanya maka ditulis : x Ï A (di
baca bukan anggota A, atau bukan elemen A).
Contoh: 1. P ={a,
i, e, o, u}. Maka; a Î P, b Ï P, e Î
P.
2. Q ={1, 3, 5, 7, 9}. Maka; 3 Î
Q, 6 Ï Q, 8 Ï Q.
Cara Penulisan Himpunan
Untuk
menuliskan atau menyatakan himpunan seperti pada contoh-contoh di atas
dirasakan sangat bertele-tele, tidak singkat. Oleh karena itu diperlukan cara
menuliskan secara matematis, singkat dan jelas. Di dalam konsep teori himpunan,
Ada tiga cara dalam mendefinisikan suatu himpunan antara lain:
1. Dengan
cara mendaftar setiap anggota-anggotanya, diantara dua tanda kurung kurawal.
Contoh:
a.
P = {1, 2, 4, 6, 8}
artinya;
P
merupakan suatu himpunan dengan
anggota-anggotanya adalah 1, 2, 4, 6, dan 8.
b. Q
= {1, 3, 5, 7, 9} artinya;
Q
merupakan suatu himpunan dengan anggota-anggotanya adalah 1, 3, 5, 7, dan 9.
2. Dengan
cara menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki setiap anggota-anggotanya.
Contoh:
a. P = himpunan vokal dalam abjad latin.
b.
Q = himpunan bilangan cacah ganjil yang kurang dari 10.
3. Dengan
menggunakan notasi pembentuk himpunan.
Contoh:
1. P ={x / x adalah vokal dalam abjad latin}.
2. Q
={x / x adalah bilangan cacah ganjil}.
3. R
={x / x adalah bilangan riil}
Macam-macam Himpunan
Berdasarkan
pengamatan dengan memperhatikan jumlah anggotanya, himpunan terbagi menjadi beberapa
macam :
1.
Himpunan
Kosong (himpunan hampa)
Himpunan kosong adalah suatu himpunan yang
tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong biasanya dinyatakan dengan notasi Æ atau {}.
Contoh:
1. A
adalah himpunan manusia di bumi yang berumur lebih dari lima abad.
sepanjang
pengetahuan kita,tidak ada manusia di bumi yang berumur lebih dari lima abad.
oleh karena itu, A = Æ.
2. B
={x / x = bilangan riil, x2 + 3 = 0} maka ditulis B = Æ
2.
Himpunan
Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang mempunyai
anggota semua obyek yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta biasanya dinyatakan
dengan notasi S atau U (S
singkatan dari semesta dan U
singkatan dari universal).
Contoh.
1. S
= {5, 7, -4, 9}, A = {7, 9} maka dikatakan,
S
merupakan semesta dari himpunan A
2. Semesta
pembicaraan dari K={a, i, o} adalah S = {a, i, e, o, u} = himpunan huruf hidup
dalam abjad latin, atau S = {abjad latin}.
3.
Himpunan
Berhingga (Finit) dan Himpunan Tak Berhingga (Infinit)
Suatu himpunan dapat merupakan himpunan yang
berhingga atau himpunan yang tak berhingga. Secara intuitif, himpunan dikatakan berhingga jika
himpunan itu beranggotakan elemen-elemen yang berbeda dan banyaknya tertentu/berhingga
(jika kita membilang banyak anggota yang
berbeda dalam himpunan itu, proses membilang yang kita lakukan akan berakhir)
Sedangkan himpunan dikatakan tak berhingga jika himpunan tersebut mempunyai
anggota-anggota yang banyaknya tak berhingga. (proses membilang yang kita lakukan untuk menghitung banyak anggota
himpunan tersebut tidak akan berakhir).
Contoh:
1. Ditentukan
himpunan H = himpunan bilangan pada permukaan jam duabelas. Maka H ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}
adalah himpunan finit, karena proses membilang kita akan berhenti.
2. Himpunan
I = himpunan bilangan asli genap merupakan himpunan infinit, karena jika kita
membilang banyak anggota himpunan I = {2, 4, 6, …,} proses membilang kita tidak
akan pernah berhenti.
3. J
= {x / x = himpunan bilangan-bilangan bulat positif} = {1, 2, 3, ….}
J disebut himpunan tak berhingga.
4. K
= {Ali, Budi, Joko}
K disebut himpunan berhingga.